"manawa dharma sastra weda smerti" halaman 99, 192, 193 berbunyi :
"TERMASYURLAH SELAMATAN YANG DIADAKAN PADA HARI PERTAMA, KETUJUH, KE EMPAT PULUH, SERATUS DAN SERIBU"
Bila di tinjau secara mendalam dari isi Al Quran malah kita menemukan hal yang sebaliknya, sebagaimana Allah berfirman :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
"Dan apabila dikatakan kepada mereka : "ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka menjawab :" (tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". Apabila mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapatkan petunjuk?" (QS. Al Baqarah : 170)
Allah berfirman :
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan jangalah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya" (QS. Al Baqarah : 42)
Allah SWT menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran agama Islam (kebenaran) dengan ajaran agama lain (Hindu) tetapi kita malah ikut perkataan manusia bahwa mencapuradukkan agama itu boleh, apakah manusia itu lebih pintar dari Allah ?
No comments:
Post a Comment