KEBIASAAN
Chakra-chakra
bijuu yang ditarik keluar dari tubuh Obito telah kembali ke wadah
mereka masing-masing. Kini, mahluk-mahluk berukuran raksasa itu telah
berkumpul di hadapan Naruto. "Kau menepati janjimu, Uzumaki Naruto, kau
benar-benar menyelamatkan kami." ucap Yonbi.
"Tentu saja, Son!" seru Naruto sambil menghormat.
"Hehe.." Hachibi tertawa.
Dalam hati, ekor tujuh : "Kita beruntung.."
Ekor enam : "Kau hebat.."
Ekor lima : "Sungguh.."
Ekor dua : "Yeah.."
Ekor tiga : "Bagus.."
Ekor satu : "Anak ini kan.."
Shaattt!!! Tiba-tiba saja Sasuke bergerak melesat dan menarik pedangnya
menuju ke arah tempat Obito terbaring lemas. "Tunggu, Sasuke!!" Naruto
mencoba untuk mencegatnya. "Hei hei!!" orang-orang aliansi kaget.
"Anak itu.."
"Ada apa dengannya!?"
"Di sana! Dia masih hidup!!" ucap Shi. Sasuke melesat ke arah Obito,
yang memang masih hidup, namun sudah terbaring tanpa kekuatan dan tak
mampu untuk bangkit kembali.
Hendak dihabisi, Obito tak bisa
berbuat apa-apa sambil pasrah melihat ke arah Sasuke, "Benar..aku sudah
kalah.." pikirnya. Namun tepat sebelum Sasuke mencapainya, tiba-tiba
Kakashi muncul dari dimensi lain dan menindihnya, sambil menodong dengan
kunai.
"Kakashi.." Sasuke menghentikan langkahnya.
"Sasuke, kita bisa bicara nanti..maaf karena muncul tiba-tiba, tapi..
aku adalah mantan teman satu kelompoknya, jadi biarkan aku yang
bertanggung jawab atas ini.." ucap Kakashi.
"Kakashi-sensei!! sekarang dia sudah.."
Batsss!!! Kakashi hendak menusuknya dengan kunai namun tiba-tiba Minato cepat datang dan memegang tangannya.
Obito kaget, begitu pula dengan yang lainnya, termasuk Naruto, "Ayah!!"
"Ini waktunya untuk menghabisinya!!" ucap orang-orang aliansi.
"Ayo lakukan!!" seru yang lain.
"Tunggu!!" ucap Tsunade. Para shinobi kemudian terdiam, dan Minato pun menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan.
"Obito, ketika chakra kita saling tarik menarik, aku mampu melihat isi
hatimu.." ucap Minato. Obito yang masih rebah tak berkata apa-apa.
"Putraku telah memberimu sedikit ceramah, kurasa ia mewarisi itu dari
ibunya.."
"Ayah.."
"Tapi sebenarnya, itu adalah tugasmu.."
Minato lalu melirik ke arah Kakashi. "Kalau ada yang bisa mengerti Obito
dengan baik, maka itu adalah kau, Kakashi, temannya.." ucap Minato.
"Bukankah kau juga berpikir begitu Naruto?"
Naruto melihat ke arah Sasuke dan nampaknya dalam hati merasa kalau
memang benar hanya teman sejati yang bisa mengerti temannya.
"Naruto, kau dan yang lainnya pergilah untuk membantu hokage pertama,
kau harus menyegel Madara." ucap Minato. "Ah benar! dia belum
dikalahkan!!" ucap Naruto. "Ayo pergi, Sasuke!!"
Naruto pun mengajak Sasuke
untuk ikut membantu.
Mereka semua lalu pergi, kecuali Minato dan Kakashi yang masih bersama
dengan Obito. Minato masih memegangi tangan Kakashi yang memegang kunai.
"Waktu itu usiamu lebih muda dari Naruto yang sekarang.. apa kau ingat
dengan semua misi yang telah kita selesaikan bersama? Rin, sebagai ninja
medis ia selalu melindungi kalian berdua.. dia pasti tak ingin melihat
hal seperti ini.."
Kakashi pun secara perlahan menjatuhkan kunainya.
"Tapi, ini adalah salahku sampai-sampai hal ini terjadi." ucap Minato.
"Meskipun sudah mati, namun bisa berdiri di sebelah kalian seperti ini,
mungkin inilah yang Rin inginkan. Dia akan bilang, apa yang kau lakukan?
harusnya kau yang menjadi gurunya."
Sejenak Minato terdiam, lalu berkata, "Maafkan aku karena tak bisa melindungi Rin.."
Obito dan Kakashi juga ikut terdiam, lalu kemudian Obito berkata "Rin adalah.. dia adalah satu-satunya cahayaku.."
"Setelah kehilangan Rin, dunia tak
lagi terlihat seperti dulu. Dunia hanya tinggal neraka yang gelap.."ucap Obito. "Tak ada lagi harapan di
dunia ini. Aku terus mengelilingi dunia untuk kepentingan Madara,
dan semua yang kulihat membuat aku semakin yakin.. bahkan dengan
sharingan, aku tak bisa melihat apapun, tak ada apapun."
"Aku tidak mengerti.." ucap Kakashi,
"??"
"Lalu kenapa kau tak mengikuti jalanku?" tanya Kakashi. "Jalan yang kau
pilih adalah kemungkinan lain.. sebenarnya, aku juga berpikir dunia ini
seperti neraka. Kupikir aku telah kehilanganmu, dan setelahnya
kehilangan Rin, bahkan Minato-sensei juga..
tapi.."
Kakashi selalu ingat dengan kata-
kata terakhir Obito, "Aku akan memberimu.. sharinganku.. tak peduli apa
yang orang lain katakan, kau adalah seorang jounin yang sempurna.."
"Aku tak terlalu mengerti, tapi.. aku terus mencoba untuk membuka
mataku, mencoba untuk melihat..
dengan kata-kata dan sharingan yang kau tinggalkan untukku.. aku merasa aku akan bisa melihat sesuatu.."
"Apa itu Naruto?" tanya Obito.
"Bagaimana bisa kau yakin kalau dia tak akan gagal?"
"Yah, mungkin dia juga akan gagal.." Kakashi berdiri..
"Apa yang membedakan aku dan Naruto? kenapa kau begitu peduli padanya?"
"Karena aku tahu dia tak akan gagal sejauh dirimu.." ucap Kakashi.
"Kenapa?"
"Selama ia berjalan di jalannya,aku akan membantunya.." ucap Kakashi.
"Kenapa.. kau membantunya?"
"Karena dia tak akan pernah menyerah pada mimpinya, dan dunia nyata
ini.. itulah dia.." ucap Kakashi. "Dan dengan tingkahnya, ia bisa
membuat seseorang ingin membantunya.. dan semakin banyak yang
membantunya, semakin dekat ia dengan
tujuannya. Itulah dia."
Sementara di sisi Naruto, ia dan para shinobi telah melihat Madara.
"Ketemu!!" ucapnya.
Kembali ke Obito, "Apa kau benar-
benar yakin kalau sesuatu seperti
itu ada di neraka gelap ini?"
"Kau juga pasti bisa melihatnya, kita punya mata yang sama.." ucap
Kakashi. "Jika teman yang kau percayai bersama denganmu, kau akan bisa
melihat harapan dengan jelas. Itulah apa yang kupikirkan, Obito..
No comments:
Post a Comment