Hidup era sekarang memang tidak menjamin kehidupan seseorang akan siap beradaptasi dengan perubahan dilingkungannya untuk lebih baik. terutama dalam hubungan sexsual baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka.
Ini kisah nyata di daerahku yang terkenal daerah serambi mekkahnya, seorang anak gadis yang masih duduk di jenjang pendidikan kelas 9. sebut saja namanya Sari, ia memiliki kulit putih dan berwajah manis diantara teman-temannya. sekolah sambil pacaran, bisa dikatakan saat ini hal yang biasa tingkat ABG (Anak Baru Gede) bahasa gaul tingkat remaja.
Semua temannya mengetahui Sari punya pacar yang kerja di salah satu perusahaan perkebunan di daerahnya, yang tiba-tiba Sari tidak lagi sekolah. tidak beberapa lama teman-temannya mendapatkan kabar bahwa Sari sudah hilang dari keluarganya, yang diketahui lari bersama pacarnya. di daerah kami kalau orang pacaran sudah lari bersama-sama maka pulangnya harus dinikahkan, karena sudah diketahui Sari dan pacarnya sudah behubungan badan.
Menikah tidak ada larangan, tapi menikah di usia dini / pernikahan dini masih tidak benar secara ilmu psikologi maupun secara kesehatan. Melihat usia Sari yang masih duduk di tingkat SMP sangat rentan dalam menjalani hidup berumah tangga, selain tidak memiliki ilmu berumah tangga juga mental berumah tangga juga belum siap. Sari pun harus berhenti dari sekolahnya, dan hal biasa juga di daerahku, kalau sudah menikah saat sekolah maka berhentilah akhinya.
Kurang lebih 6 bulan usia pernikahannya berjalan, suami Sari selalu pergi bekerja, dan Sari tetap tinggal di rumah. entah apa di pikiran Sari sehingga dia kembali melarikan diri bersama pacar barunya meninggalkan suaminya. Keluarga Sari pun ikut campur meminta pertanggung jawaban suaminya kenapa anaknya kabur dengan pria lain. Suami pun merasa tidak bersalah langsung menceraikan Sari karena lari bersama pria lain, Pria lain itupun singkatnya melepaskan Sari tanpa ikatan apapun. tidak pacar dan tidak hubungan suami istri. Akhirnya Sari kembali kepada orang tuanya dengan status janda usia dini.
No comments:
Post a Comment